Namanya Elis Buyung
Suliyah atau biasa dipanggil Elis, dia berasal dari desa Ajung Kalisat,
Rumahnya di Depan Gudang Beras Zebra, dia dibesarkan dari keluarga pas-pasan
ayahnya seorang Guru dan ibunya hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga sambil
berjualan kripik singkong dan marning (jagung goreng) dirumahnya, ketika Elis
sekolah dasar (SD) dia selalu membantu ibunya berjulan dengan membawa kripik
dan marning ke Sekolah, dia tidak pernah merasa minder dengan berjulan
disekolah walau terkadang dimarahi oleh tukang kebun disekolahnya, mungkin Elis
dianggap kompetitor atau saingan karena Pak Kebun juga berjaulan kripik
dikantin tapi karena banyak yang memesan dan laku keras Elis tetap menjualnya
kesekolah, hasil jualan tersebut sedikit membantu perekonomian keluarga minimal
dia tidak perlu uang jajan untuk pergi sekolah karena cukup mengambil dari
hasil jualan tersebut, karena kebutuhan semakin-lama semakin meningkat
sedangkan Elis memiliki dua adik yang harus sekolah akhirnya ibu Elis
memutuskan untuk menjadi TKW keluar negeri dan dia diberi tanggung jawab untuk
mengurus rumah dan dua adiknya yang masih kecil plus Ayah dan Nenek Elis yang
juga berada dalam satu rumah dengannya, ketika itu usia Elis masih 15 tahun dan
tetap masuk sekolah karena bagi dia pendidikan menjadi adalah yang utama jadi
dia harus memutar otak untuk membagi waktu agar tanggung jawab yang diberikan
dapat terlaksana dengan baik.
Namun setelah satu
tahun ibu Elis pulang dan membawa modal yang cukup untuk membuka usaha warung
lesehan dirumahnya, dari sanalah awal usaha miliknya dimana hanya Elis dan
ibunya yang bekerja di warung tersebut, dengan disiplin membagi waktu Elis bekerja
di Warung sepulang sekolah selebihnya ibunya yang standbye menunggui warung
tersebut, Elis tetap menjalani usaha warung sambil sekolah dan tidak
menghiraukan lelah atas usaha yang dilakukannya hingga lulus SMA di SMAN 1
Kalisat pada tahun 2005, bukan hanya warung, Elis mulai merabah jasa catering,
berawal dari pesanan tetangga dan teman-teman di sekolahnya akhirnya dia mulai
dipercaya untuk menghedle catering pernikahan di sekitar rumahnya, walau begitu
dia tetap sekolah dan melanjutkan study ke DII PGSD di masa kuliah ini usahanya
jatuh bangun, karena masa itu adalah masa ketika adik-adiknya mulai masuk SMP
dan SMA sehingga butuh dana yang besar untuk biaya sekolahnya dan juga Elis tidak
terlalu fokus karena harus membagi waktu kuliah dan bekerja namun dia tetap
berusaha untuk menghidupkan warung tersebut sekuat tenaga.
Lulus DII PGSD dia
menjadi tenaga sukarelawan (Sukwan), menjadi guru dan berwirausaha tetap
dilakoninya selama 5 tahun hingga dia melanjutkan S1 PGSD dan sempat menjadi
lulusan terbaik dikampusnya, sengaja tidak langsung melanjutkan karena dia
masih mengumpulkan biaya untuk lanjut S1, setelah lulus dia tetap menjadi
tenaga Sukwan yang kalau dihitung sudah 13 tahun lebih namun tetap konsisten
membuka warung dirumahnya hingga akhirnya dia tidak bisa lagi membagi waktu
karena warung dan catringannya makin lama makin dikenal masyarakat hingga ke luar
Jember.
Diapun dilema ketika
harus meninggalkan profesinya sebagai seorang guru, tapi keputusan haruslah
dibuat dengan segala konsekwensi yang ada, walau berat hati akhirnya Elis
memutuskan untuk berhenti menjadi guru dan fokus pada usaha warung dan catering
yang dimilikinya, hingga saat ini “ Cahaya Catering” miliknya sudah dikenal
masyarakat mulai dari Jember, Bondwoso, Situbondo dan lain sebagainya, hampir
setiap musim pernikahaan catering miliknya selalu laris manis dan juga warung
miliknya sekarang sudah cukup besar dengan fasilitas cafe, wifi area, karaoke,
area nonton bareng dan segala fasilitas lainnya ditambah tempat yang cukup unik
yaitu diatas bukit yang telah di modifikasi dan bukan hanya itu sekarang dia
sudah mengambangkan Cahaya Catering sebagai Even Organiser pernikahan lengkap
dengan dekorasi, sound system dan semua paket yang ada dalam suatu pernikahan
dan bisnisnya sekarang sudah menghasilkan omzet puluhan juta rupiah.
Kholid Rosyidi
MN
No comments:
Post a Comment