Tuesday, October 24, 2017

[Kisah Inspiratif] Guruku Kebanggaanku

Namanya Esti Novida Frianti, biasa dipanggil Esti, dia adalah sahabatku, teman masa kecilku, dari kecil kita selalu bersama mulai dari sekolah bermain atau pun nonton tv, dia juga teman mengaji dan ketika mengaji di madrasah aku dan dia adalah anak yang susah diatur jadinya kami berdua tinggal kelas, di sekolah dasar kita tetap bersama walaupun berbeda sekolah, persahabatan kita berlanjut ke masa SMP dan SMA, sebenarnya Esti dan aku adalah saudara karena kakekku dan nenek esti adalah saudara sepupu mungkin itu juga salah satu faktor kenapa aku dekat dengannya.

Esti itu tak cantik karena dulu rambutnya kriwul, dia juga bukan siswa yang pintar namun dia special bagiku, dia memiliki perilaku yang sangat aku senangi, dia adalah pendengar yang baik dan suka bercanda, ternyata bukan cuma aku yang suka dengan peringainya, banyak teman-teman yang menyukainya, dia selalu paham apapun masalah yang aku dan teman-teman miliki.


Waktu SMA, rumah Esti merupakan salah satu alternatif tempat nongkrong baik laki-laki dan perempuan karena pergaulannya memang cukup luas dan dari situlah dia semakin di hormati oleh teman-teman, tapi dibalik kebaikannya terhadap teman-teman tidak berbanding lurus dengan apa yang terjadi padanya, Esti selalu menutupi semua masalah yang dihadapinya bahkan pada sahabat terdekatnya sekalipun, jadi dia senang dicurhati tapi tidak senang curhat apalagi untuk urusan percintaan, paling tabu baginya.

Pernah suatu ketika aku dan teman-temanku benci dengan seseorang taman SMA dan selalu membullynya beramai-ramai dan Esti selalu ada ketika kita membully orang itu dan ternyata orang yang selalu menjadi bahan bullyan kita bersama adalah orang yang dicintainya, aku tahu setelah aku iseng membuka buku diary di kamarnya walau setelah itu dia marah kepadaku, yang aneh Esti tidak pernah merasa tersinggung dengan perlakuan kita kepadanya.

Esti juga seorang yang peduli pada teman, aku pernah diberi kado ulang tahun oleh nya, padahal kita hanya berteman dan ternyata bukan aku saja yang diperlakukan seperti itu banyak teman-teman yang dapat kado darinya saat ultah.

Esti adalah anak yatim, ayahnya meninggal ketika dia masih di sekolah dasar, ibunya hanya bekerja sebagai guru sekaligus kepala sekolah disalah satu taman kanak-kanak (TK) di kalisat Jember belum lagi dia memiliki adik yang usianya terpaut tidak terlalu jauh dengannya, dia memiliki impian untuk lanjut kuliah, tapi jurusan apa yang sesuai dengannya? Dia ingin mencari jurusan yang bisa langsung bekerja untuk meringankan beban keluarganya.

Akupun menyarankan dia untuk lanjut kuliah di pendidikan guru taman kanak-kanak (PGTK) disalah satu kampus di Jember dengan alasan ibunya adalah kepala sekolah di TK jadi kalau Esti lulus secara otomatis dia bisa langsung menjadi tenaga sukarelawan di TK tanpa perlu bingung cari kerja meskipun gajinya sedikit.

Dia kemudian bener-benar melanjutkan ke PGTK  dan lulus tepat waktu, karena aku harus melanjutkan kuliah ke Surabaya aku jarang bertemu dengan Esti, tapi setelah lulus PGTK dia langsung menjadi tenaga sukarelawan di TK tempat ibunya bekerja.

Aku masih ingat ketika dia menceritakan pengalamannya menjadi guru TK dia begitu bahagia, dia juga membuka les privat bagi anak TK karena kebutuhan anak TK jaman sekarang sudah dituntut untuk bisa baca tulis untuk masuk sekolah dasar dari sana dia mendapat tambahan uang yang dapat membantu perekonomian keluarganya, berkat kegigihannya dalam jangka waktu dua tahun Esti berhasil lolos sertifikasi guru TK dan menjadi guru TK termuda di Jember yang lolos sertifikasi, prestasi yang cukup membanggakan baginya.

Tahun 2015 adalah tahun terbaik bagi Esti dia menikah dan diwaktu yang hampir bersamaan dia mendapatkan promosi untuk mejadi kepala sekolah TK, namun ketika di puncak karir itulah kesehatannya mulai di uji, tak jelas dia sakit apa karena tahun itu aku sedang melanjutkan kuliah Master jadi aku dan Esti hanya bisa berkomunikasi lewat BBM sedih di hari bahagianya aku tak bisa mendampinginya padahal dua tahun sebelumnya dialah yang menyebarkan undangan pernikahan milikku. Komunikasi terakhir, dia mengeluh kalau sakit lambung, aku hanya memberikan saran untuk mejaga pola makan selebihnya kita bercanda dan bernostalgia masa lalu.

Awal Tahun 2016 setelah hampir dua tahun tak bertemu, aku menyempatkan diri untuk main kerumahnya, aku kaget melihat keadaannya dia nampak kurus dan lemah, seperti biasa dia menyembunyikan sakitnya dan masih mengajakku untuk bercanda tapi dalam hati aku merasa sedih dan mendoakan agar kesehatannya cepat pulih.

Tahun 2017 aku lost contact dengannya setelah tak bisa log in ke BBM dan harus membuat BBM baru, aku rindu ngobrol dan bercanda dengan Esti, kabar yang beredar dia sering masuk rumah sakit tapi karena kesibukan aku lupa menjenguknya, ketika ada waktu luang beberapa kali aku coba untuk main kerumah Esti namun dia tak ada dirumah itu, dia berada dirumah suaminya dan aku tak tahu dimana rumahnya.

Agustus 2017 aku berhasil mendapat pin BB milik Esti setelah bertemu adiknya, lagi-lagi dibulan Agustus aku sibuk dengan jadwal kuliah, seminar dan lain sebagainya, hingga aku lupa tidak mengAdd Pin BB miliknya.

29 September 2017 aku mendapatkan kabar bahwa sahabatku itu telah tiada di usia belum genap 30 tahun, satu setengah tahun aku tidak bertemu dengannya, aku menyesal tak bisa bertemu dengannya, bahkan untuk menAdd pin BB aku tak bisa, air mata ini berlinang mendengar kepergiannya, pagi itu aku datang melayat kerumahnya, kerumunan orang melantunkan ayat-ayat suci Al Quran, aku hanya bisa melihat dia dari kejauhan, tubuh kurusnya terbaring dan tertutup oleh kain.

Kenyataan pahit lainnya ketika adik Esti menyampaikan padaku jika dia rindu untuk bertemu dan bercanda dengan ku tapi dia tidak ingin menemuiku sebelum dia sembuh dan ketika aku datang kerumahnya sebenarnya dia ada di dalam rumah namun enggan menemuiku karena dia tidak ingin terlihat dalam keadaan lemah, peringai itulah yang menyebabkan aku mencintai Esti karena sampai hari terakhirnya dia tetap tegar menjalani kehidupan dan sampai sekarang ingatan yang terlintas di pikiran setiap orang yang mengenalnya hanyalan canda dan tawa tanpa ada kesedihan sekalipun.


Selamat jalan, doaku menyertaimu sahabat

With love Kholid Rosyidi MN  

No comments:

Post a Comment