Namanya Esti Novida
Frianti, biasa dipanggil Esti, dia adalah sahabatku, teman masa kecilku, dari
kecil kita selalu bersama mulai dari sekolah bermain atau pun nonton tv, dia
juga teman mengaji dan ketika mengaji di madrasah aku dan dia adalah anak yang
susah diatur jadinya kami berdua tinggal kelas, di sekolah dasar kita tetap
bersama walaupun berbeda sekolah, persahabatan kita berlanjut ke masa SMP dan
SMA, sebenarnya Esti dan aku adalah saudara karena kakekku dan nenek esti
adalah saudara sepupu mungkin itu juga salah satu faktor kenapa aku dekat
dengannya.
Esti itu tak cantik karena
dulu rambutnya kriwul, dia juga bukan siswa yang pintar namun dia special
bagiku, dia memiliki perilaku yang sangat aku senangi, dia adalah pendengar
yang baik dan suka bercanda, ternyata bukan cuma aku yang suka dengan
peringainya, banyak teman-teman yang menyukainya, dia selalu paham apapun
masalah yang aku dan teman-teman miliki.
Waktu SMA, rumah Esti merupakan
salah satu alternatif tempat nongkrong baik laki-laki dan perempuan karena
pergaulannya memang cukup luas dan dari situlah dia semakin di hormati oleh
teman-teman, tapi dibalik kebaikannya terhadap teman-teman tidak berbanding lurus
dengan apa yang terjadi padanya, Esti selalu menutupi semua masalah yang
dihadapinya bahkan pada sahabat terdekatnya sekalipun, jadi dia senang
dicurhati tapi tidak senang curhat apalagi untuk urusan percintaan, paling tabu
baginya.
Pernah suatu ketika aku
dan teman-temanku benci dengan seseorang taman SMA dan selalu membullynya
beramai-ramai dan Esti selalu ada ketika kita membully orang itu dan ternyata
orang yang selalu menjadi bahan bullyan kita bersama adalah orang yang
dicintainya, aku tahu setelah aku iseng membuka buku diary di kamarnya walau
setelah itu dia marah kepadaku, yang aneh Esti tidak pernah merasa tersinggung
dengan perlakuan kita kepadanya.
Esti juga seorang yang
peduli pada teman, aku pernah diberi kado ulang tahun oleh nya, padahal kita
hanya berteman dan ternyata bukan aku saja yang diperlakukan seperti itu banyak
teman-teman yang dapat kado darinya saat ultah.
Esti adalah anak yatim,
ayahnya meninggal ketika dia masih di sekolah dasar, ibunya hanya bekerja
sebagai guru sekaligus kepala sekolah disalah satu taman kanak-kanak (TK) di
kalisat Jember belum lagi dia memiliki adik yang usianya terpaut tidak terlalu
jauh dengannya, dia memiliki impian untuk lanjut kuliah, tapi jurusan apa yang
sesuai dengannya? Dia ingin mencari jurusan yang bisa langsung bekerja untuk
meringankan beban keluarganya.
Akupun menyarankan dia
untuk lanjut kuliah di pendidikan guru taman kanak-kanak (PGTK) disalah satu
kampus di Jember dengan alasan ibunya adalah kepala sekolah di TK jadi kalau
Esti lulus secara otomatis dia bisa langsung menjadi tenaga sukarelawan di TK
tanpa perlu bingung cari kerja meskipun gajinya sedikit.
Dia kemudian
bener-benar melanjutkan ke PGTK dan
lulus tepat waktu, karena aku harus melanjutkan kuliah ke Surabaya aku jarang
bertemu dengan Esti, tapi setelah lulus PGTK dia langsung menjadi tenaga
sukarelawan di TK tempat ibunya bekerja.
Aku masih ingat ketika
dia menceritakan pengalamannya menjadi guru TK dia begitu bahagia, dia juga
membuka les privat bagi anak TK karena kebutuhan anak TK jaman sekarang sudah
dituntut untuk bisa baca tulis untuk masuk sekolah dasar dari sana dia mendapat
tambahan uang yang dapat membantu perekonomian keluarganya, berkat kegigihannya
dalam jangka waktu dua tahun Esti berhasil lolos sertifikasi guru TK dan
menjadi guru TK termuda di Jember yang lolos sertifikasi, prestasi yang cukup
membanggakan baginya.
Tahun 2015 adalah tahun
terbaik bagi Esti dia menikah dan diwaktu yang hampir bersamaan dia mendapatkan
promosi untuk mejadi kepala sekolah TK, namun ketika di puncak karir itulah
kesehatannya mulai di uji, tak jelas dia sakit apa karena tahun itu aku sedang
melanjutkan kuliah Master jadi aku dan Esti hanya bisa berkomunikasi lewat BBM
sedih di hari bahagianya aku tak bisa mendampinginya padahal dua tahun
sebelumnya dialah yang menyebarkan undangan pernikahan milikku. Komunikasi terakhir,
dia mengeluh kalau sakit lambung, aku hanya memberikan saran untuk mejaga pola makan
selebihnya kita bercanda dan bernostalgia masa lalu.
Awal Tahun 2016 setelah
hampir dua tahun tak bertemu, aku menyempatkan diri untuk main kerumahnya, aku
kaget melihat keadaannya dia nampak kurus dan lemah, seperti biasa dia
menyembunyikan sakitnya dan masih mengajakku untuk bercanda tapi dalam hati aku
merasa sedih dan mendoakan agar kesehatannya cepat pulih.
Tahun 2017 aku lost contact dengannya setelah tak bisa log in ke BBM dan harus membuat BBM baru,
aku rindu ngobrol dan bercanda dengan Esti, kabar yang beredar dia sering masuk
rumah sakit tapi karena kesibukan aku lupa menjenguknya, ketika ada waktu luang
beberapa kali aku coba untuk main kerumah Esti namun dia tak ada dirumah itu,
dia berada dirumah suaminya dan aku tak tahu dimana rumahnya.
Agustus 2017 aku
berhasil mendapat pin BB milik Esti setelah bertemu adiknya, lagi-lagi dibulan Agustus
aku sibuk dengan jadwal kuliah, seminar dan lain sebagainya, hingga aku lupa
tidak mengAdd Pin BB miliknya.
29 September 2017 aku
mendapatkan kabar bahwa sahabatku itu telah tiada di usia belum genap 30 tahun,
satu setengah tahun aku tidak bertemu dengannya, aku menyesal tak bisa bertemu
dengannya, bahkan untuk menAdd pin BB aku tak bisa, air mata ini berlinang mendengar
kepergiannya, pagi itu aku datang melayat kerumahnya, kerumunan orang
melantunkan ayat-ayat suci Al Quran, aku hanya bisa melihat dia dari kejauhan,
tubuh kurusnya terbaring dan tertutup oleh kain.
Kenyataan pahit lainnya
ketika adik Esti menyampaikan padaku jika dia rindu untuk bertemu dan bercanda
dengan ku tapi dia tidak ingin menemuiku sebelum dia sembuh dan ketika aku
datang kerumahnya sebenarnya dia ada di dalam rumah namun enggan menemuiku
karena dia tidak ingin terlihat dalam keadaan lemah, peringai itulah yang
menyebabkan aku mencintai Esti karena sampai hari terakhirnya dia tetap tegar
menjalani kehidupan dan sampai sekarang ingatan yang terlintas di pikiran
setiap orang yang mengenalnya hanyalan canda dan tawa tanpa ada kesedihan
sekalipun.
Selamat
jalan, doaku menyertaimu sahabat
With
love Kholid Rosyidi MN
No comments:
Post a Comment