Namanya Alex Triawan,
dia adalah anak ke tiga dari empat bersaudara, papanya meninggal ketika dia
masih kelas 1 SMP, disitu dia menjadi kepala keluarga karena kedua kokonya
tinggal diluar kota, pulang sekolah dia selalu membantu mamanya di toko,
Setelah lulus SMAN 1 Kalisat tahun 2005 dia memutuskan untuk kuliah di Sebuah
Akademi Perhotelan (D1) di Surabaya. Pertimbangan selain biaya yang relatif
murah dan jangka waktu kuliah yang pendek alasan lain dia ingin cepat bekerja,
selain itu dia agak malas kuliah, dia juga bercita-cita keliling luar negeri
sambil bekerja, menurutnya lulusan Akademi Perhotelan bisa bekerja di kapal
Pesiar dengan gaji yang cukup fantastis. Alex mengambil kuliah malam agar siang
harinya dia bisa kerja di expedisi milik saudaranya di Surabaya untuk tambahan
biaya kuliah.
Setelah satu tahun
berlalu dia mendapatkan kesempatan lolos seleksi OJT (On Job Training) di Singapura selama 6 bulan.. Disana dia training
di sebuah resto Jepang (Ajisen Ramen) salah satu resto besar di Singapura.
Setelah menjalani
training selama 6 bulan .. 2007 Alex kembali ke Surabaya dengan harapan bisa
melanjutkan cita-citanya untuk bekerja di kapal pesiar (Star Cruise waktu itu).
Namun ditengah proses
meraih impian tersebut banyak faktor yang membuat dia memutuskan untuk tidak
bekerja di kapal pesiar.
Akhirnya dia memutuskan
untuk bekerja di salah satu perusahaan pialang sebagai broker valuta asing..
dia menjalani pekerjaan sebagai broker
hanya dua tahun saja (2007-2009) karena resiko yang terlalu besar, "jika
advise dia salah akan menimbulkan kerugian bagi kliennya dan dampaknya juga
kepadanya" kata Alex, seperti moto broker valuta asing tersebut "High
Risk High Return" akhirnya dia memutuskan untuk berhenti.. Kemudian dia
ditawari sebagai AM (Agency Manager) di perusahaan asuransi, tapi hanya
bertahan selama satu tahun di bisnis asuransi tersebut dikarenakan krisis
global... Sehingga Alex kembali memutuskan bekerja di kantor expedisi milik
saudaranya sebagai Marketing. Tahun 2010-2011 dia menjalani hubungan serius
dengan wanita yang sekarang jadi istrinya. 2011 bulan November dia menikah.
Setelah menikah dia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan tersebut dengan
maksud ingin mandiri dan berwiraswasta ...
Dia memulainya dengan
membuka usaha kecil yaitu outlet minuman teh "life tea" . sebenarnya usaha ini sudah di mulai dahulu bersama
dua rekannya sebagai usaha sampingan namun kurang berkembang karena masalah
pegawai. Sehingga kedua rekannya menyerahkannya pada Alex untuk di handle
sendiri. Kemudian dia dan istri berinisiatif untuk mengembangkannya lagi dengan
inovasi menambah manu berupa pentol cilok dan mie instan. Mereka memulai dari
sebuah outlet di Pusat Grosir Dupak Surabaya dan mereka bekerja dari melayani
sampai mengantar pesanan sendiri tanpa rasa malu dan ternyata pelayanan itu
membuat outletnya ramai dan memiliki banyak pelanggan tetap. Setelah Alex merasa memiliki omset yang cukup dia
mulai mempekerjakan pegawai, kemudian
dia mencoba membuka outlet ke dua dan berharap akan berkembang seperti outlet
pertama.
Outlet kedua mereka
buka di pasar tradisional yaitu Pasar Blauran Surabaya. Seperti biasa mereka
bergiliran menjaga sendiri outlet minuman tersebut. Namun di outlet kedua ini
keberuntungan tidak memihak kepada mereka dan setelah tiga bulan berlalu mereka
putuskan untuk menutup outlet kedua itu. walau begitu Alex tidak menyerah
mereka Kemudian kembali mencari tempat yang pas untuk membuka cabang lagi dari
satu tempat ke tempat yang lain. Banyak outlet yang mereka buka tutup karena
sepi dan tidak berkembang. Setelah enam bulan mereka tekuni usaha ini dengan
harapan membuka beberapa outlet akhirnya mereka hanya mampu memiliki tiga
outlet yang menurutnya stabil dalam segi omset namun dia sudah tidak sanggup
untuk membuka outlet selanjutnya alasannya mereka kualahan dalam menjalankan
ketiga outlet tersebut, bagaimana tidak dengan bermodalkan satu sepeda motor
dia harus membagi diri untuk belanja, mengantar jualan dan menjemput pekerja,
jadi satu sepeda motor ditunggangi tiga orang menjadi pemandangan bisa baginya
tapi Alex tidak menutup usaha minumannya.
Alex teringat beberapa
bulan sebelum menikah dia mendapatkan tawaran untuk menjadi Agen properti di
sebuah perusahaan besar Brighton tapi waktu itu dia mengurungkan niatnya.
setelah berfikir dan berdiskusi dengan istri dia memutuskan untuk memulai
Peluang baru Yaitu sabagai Seorang agen Properti "nama keren makelar
property..bro..he" kelakarnya. Pertengahan 2012 dia mulai fokus dalam pekerjaan
tersebut sedangkan istrinya tetap fokus memantau Usaha minumannya. Begitulah
mereka berdua berjuang di kota Surabaya yang syarat persaingan itu. Puji Syukur
kepada Tuhan, Satu setengah tahun dia lakoni sebagai agen properti
mengantarkannya menjadi Salah satu Top agen. Dia mendapatkan penghasilan yang
cukup untuk membeli Rumah dan Mobil. Dia juga mendapatkan hadiah Trip liburan
ke Luar Negri yaitu Hongkong ya Hongkong... Wow.. Im so excited doing this job
right now ( saat itu dia merasa semangat bekerja sebagai agen properti)..
Itulah kira-kira luapan kebahagiaannya ketika
mendapatkan Award. Hal itu semakin memacu dan memantapkan dirinya di
tahun-tahun berikutnya. Sehingga setiap tahunnya alex selalu mendapatkan hadiah
liburan yg di adakan di kantor Brighton karena timnya bisa meraih penjualan
tertinggi di perusahan tersebut. Hongkong (2013), Korea (2014), Roma (2015),
dan Jepang (2016) yg di Bulan Mei 2017 ini dia akan berangkat. Semua Pencapaian
yang di Perolehnya Berkat Tuhan dan Doa dari orang Tuanya selain itu Kerja
keras, tekad pantang menyerah dan Percaya diri adalah kunci kesuksesannya.
Alex Menyukai Sebuah
Quote "If You think you can, yes you
right,, but if You think you can't, yes you right too,.. You are what you think"
(jika anda berfikir bisa, maka itulah yang bisa anda raih..jika anda berfikir
tidak bisa, itulah juga yang anda raih..anda berdasarkan prasangka anda).
Saat Ini dia memiliki
dua orang anak perempuan dan mendapatkan posisi sebagai pimpinan kantor Cabang
Brighton di Pondok Chandra - Sidoarjo
yang membawai kurang lebih 70 orang anak buah.
No comments:
Post a Comment