Saturday, March 4, 2017

[Kisah Inspiratif] Penjaga Palang Pintu Kereta Api

Namanya Ari Wibowo atau biasa di panggil Ari, dia adalah teman SMPku, anaknya cukup sederhana, tapi semangatnya luar biasa, lulus SMA karena tidak memiliki biaya untuk kuliah dia merantau ke Bali dengan tujuan bisa membantu orang tua yang hanya bekerja sebagai buruh tani, dia anak pertama dari enam bersaudara. Di Bali dia bekerja serabutan mulai dari kuli bangunan, loundry dan tukang antar air minum isi ulang, ijasah SMA baru dia gunakan setelah tinggal 1,5 tahun di Bali, dia bekerja di salah satu perushaan ikan tuna, namun karena gaji masih minim dan hanya cukup untuk biaya hidup dan kost, dia memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut, kemudian bekerja di salah satu bungalow masih di Bali tepatnya di daerah Sanur, pekerjaan kali ini memberikan gaji lumayan tapi hati masih kurang nyaman bekerja disana, Aku tahu dia muslim yg taat dan menghindari apapun yg dilarang oleh agamanya. 
Akhirnya dia kembali bekerja sebagai kuli bangunan, pekerjaan yang membutuhkan tenaga ekstra itu ditekuninya dengan sabar dan tak lupa sholat 5 waktu tetap dikerjakannya, bermodal sabar dan kepercayaan akhirnya usahanya berkembang ke kota-kota lain seperti Lombok, Bima, Sumba dan Sumbawa bahkan dia pernah mendapat tawaran bekerja di India untuk membuat rumah orang Bali yang menetap di sana, namun karna tidak mendapat restu orang tua akhirnya dia mengurungkan niat tersebut, merasa bosan dengan indonesia bagian timur dia mencoba peruntungan ke daerah Sumatra tepatnya di kota Lampung, dengan bekerja sebagai pencari rumput ilalang yang di kirim ke beberapa kota di Jawa Tengah dan Bali. Lagi-lagi dia tidak betah disana, 3 bulan kemudian Ari kembali lagi ke Kalisat dan mengangur, kemudian dia mendapat tawaran dari teman untuk ikut ke Kalimantan bekerja sebagai penjual pentol (cilok), namun pekerjaan tersebut hanya bertahan 3 bulan, akhirnya dia kembali ke Kalisat dan menganggur cukup lama, 
Setelah sekian lama merantau dia mulai berfikir sampai kapan seperti ini, karena menurut dia seenak-enaknya bekerja di negeri orang masih lebih enak bekerja di negeri sendiri. Hingga akhirnya dia bertunangan untuk meredam keinginan bekerja keluar Kalisat, namun karena di Kalisat dia tak kunjung mendapat pekerjaan yang menjanjikan untuk masa depannya dia memutuskan kembali ke pulau Bali selama 1 tahun, hingga akhirnya dia pulang dan menikah. Tapi setelah beberapa minggu menikah dia masih menganggur dan muncul keinginan untuk merantau kembali namun istri melarangnya, dia tetap berdoa dan pasrah pada Allah SWT, akhirnya dia mendapat tawaran bekerja perusahaan jasa tranportasi masal (PT KAI) di Jember jawa timur sebagai tenaga harian, alhamdulillah unit yang dia tempti sesuai dngan keahliannya di bidang bangunan dan atasannya cukup peduli dengan pekerjaannya hingga dia biasa memegang proyek di perusahaan tersebut, ketika ada lowongan untuk menjadi pegawai outsourching disana dia mendapat rekomendasikan dari atasannya, sehingga dia bisa masuk tanpa melalui serangkaian test yang ada, dia di tempatkan sebagai koordinator outsourching yang membawahi 40 pegawai. 
Kemudian dia mencoba mengikuti seleksi pegawai organik (tetap) di perusahaan tersebut dan seleksi untuk masuk memang terkenal ketat, Serangkaian test jalur internal dan eksternal dia lalui untuk menjadi pegawai tetap namun tidak lolos sampai 4 kali gagal. Namun dia tetap mencoba hingga test ke 5 jalur internal meskipun dia tempuh dengan rasa pesimis karena pengalaman gagal berulang kali, tapi dia tetap menjalaninya dengan berdoa dan pasrah pada Allah SWT, akhirnya dia dinyatakan lolos melului jalur tersebut tanpa harus menjalani masa PKM (magang) sekarang Ari ditempatkan sebagai petugas palang pintu Kereta api di daerah Ajung Kalisat. Sejak saat itu dia sadar bahwa Allah SWT memberikan riski bukan karena dia menginginkannya tapi karena dia membutuhkannya dan dia bersyukur saat ini dia bisa membantu orang tua dan bekerja dekat dengan keluarga.




No comments:

Post a Comment