Friday, March 10, 2017

[Kisah Inspiratif] Anak Kampung Jadi Chef

Emil Syahril Araniri, dia lahir dari keluarga sederhana, anak ketiga dari tiga bersaudara, ayahnya bekerja sebagai supir truk dan ibunya pedagang kue keliling walau begitu dia tetap bisa melanjutkan sekolah hingga tamat SMA dan kebetulan satu sekolah denganku SMAN 1 KALISAT, walaupun dia sempat iri dengan saudaranya yg lain karena mereka disekolahkan sampai sarjana, alasannya ketika dia tamat SMA ayahnya sudah sakit sakitan dan membutuhkan biaya yg cukup besar di sisi lain Emil tetap berambisi untuk kuliah namun apa daya dan dia memilih untuk mendaftar jalur militer tapi gagal mengikuti tes AKPOL dan AKMIL walau sudah coba 5 kali malah memperparah sakit ayahnya karena terbebani memikirkan cita-cita yang belum tercapai, namun dia tidak menyerah dengan keadaan, walau tidak sehebat saudara-saudara yg sudah menjadi akuntan dan polisi di Bali dan NTB, Emil ingin mandiri dan kuliah dari hasil usahanya sendiri, kemudian dia mengambil keputusan dramatis untuk merantau dan pamit kepada ayah ibunya untuk menjadi seorang santri di salah satu pondok pesantren cita-cita lain yg diinginkan orang tuanya....sebenarnya dia berbohong pada ibu dan ayahnya alasan itu dikemukakan agar orang tuanya tidak khawatir dengannya.
Dia hendak merantau tanpa arah tujuan di Stasiun Kalisat, aku kenal betul tabiat sahabatku ini, dia orangnya nekat tanpa perhitungan, di Stasiun dia bingung hendak mengikuti arah kereta ke timur ataukah ke barat namun setelah fikir dengan matang dia memilih naik kereta api jurusan banyuwangi sebab daerah timur sudah tidak asing baginya..entah mengapa dia ingin ke Nusa Tenggara Timur (NTB) ke tempat kakaknya....namun setelah sesampai di salah satu terminal di Bali dia teringat pesan ayahnya "jangan pulang sebelum kamu mandiri dan jangan pernah kamu menyusahkan orang sekalipun itu saudaramu"....dia langsung membatalkan keinginannya ....dan memilih untuk bekerja serabutan dengan prinsip "yg penting halal" mulai menjadi pemulung, bangunan, nelayan di benoa, hingga kenek truk antar provinsi sampai daerah Bima NTB....dengan bekerja dia bisa menabung dan waktu itu dia berencana pulang kampung sebab sudah setahun merantau.......dia pun pergi ke wartel ba'da magrib untuk mengabari keluarga kalau dia ingin pulang ke Kalisat tapi setelah dia menelfon dan berbicara dengan ibunya..ini Emil ya??... iya ibu....awalnya penuh rasa bahagia dan semangat karena selama satu tahun dia tidak berkomunikasi dengan keluarganya...namun di telpon dia mendengar gemuruh orang mengaji, diapun bertanya, kenapa begitu banyak suara orang mengaji di rumah? Ternyata ayahnya sudah meninggal dan hari itu adalah 40 hari kematiannya ....Emil langsung teriak histeris didalam wartel dan di amankan warga serta pemilik wartel di daerah Bima, sempat dia di kira orang kurang waras tapi setelah dia cerita kronologis permasalahannya warga pun mengerti dan prihatin dengan keadaanya, keesokan harinya warga inisiatif untuk mengantarkan Emil pulang dengan ikut truk tujuan Bali.......namun ditengah perjalanan dia ketinggalan truk........beruntung dia berjumpa dengan mobil polisi meski awalnya dianggap maling sapi, Lantas dia menjelaskan keadaannya dan ingin ke kota Sumbawa untuk mampir dirumah kakaknya, kebetulan polisi tersebut mengenal kakak Emil.....sesampai di Sumbawa dia bertemu kakaknya dan memutuskan untuk menjadi santri di surau Darul Tauhid Sumbawa selama setahun sekaligus mendapat kesempatan belajar ilmu agama di Darul tauhit pusat di Medan.......di Medan dia di tempa sebagai santri.....namun setelah lulus saya di ajak bekerja oleh satu anggota santri yg membuka usaha ayam Lamongan di Medan dan dua tahun saya tekuni pekerjaan sebagai tukang masak ditempat tersebut, suatu ketika ada pengusaha hotel dan perkebunan kelapa sawit yg makan di warung kecil itu dan suka dengan masakannya orang tersebut menawarkan emil untuk bekerja di hotel milik pengusaha tersebut di Malaysia dengan memberikan kartu nama padanya.

Akhirnya Emil putuskan untuk merantau ke Malaysia mencari hotel dan alamat pengusaha tersebut akan tetapi sesampainya di Malaysia dompet yg berisi alamat dan nomor hp owner tersebut hilang..dan dia menggelandang di Malaysia..... Namun berkat pertolongan seseorang pemilik restoran di Malaysia dia di berikan pekerjaan sebagai tukang cuci piring, singkat cerita sang owner mengetahui kalau Emil bisa memasak dan menyuruhnya untuk menjadi tukang masak di restoran tersebut, karena banyak pelanggan yg suka masakannya, dia di rekomendasikan oleh owner untuk menjadi Chef de Party dan mendapat beasiswa karyawan kuliah di Akademi pariwisata di Medan sambil bekerja sebagai chef di cabang Medan milik owner tersebut...hingga saat ini dia telah bekerja di berbagai hotel berbintang mulai dari Aceh, Medan, Sulawesi dan Kalimantan dan juga sempat menjadi Chef di kapal pesiar mewah American Royal Carribean. Emil tetap percaya pada kerja keras dan keberanian untuk mewujudkan cita-cita, dia selalu bersyukur pada Allah SWT atas karunia yang diberikan dan itulah rahasia kesuksesannya, semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment