Orang ini memiliki arti special
dalam hidupku sabar, keras, berani ambil resiko, suka menolong dan taat pada
Allah, orang yang mengajarkan arti hidup padaku. Masa kecilnya dihabiskan di
suatu desa di kabupaten sumenep hidup dilingkungan pesantren, namun keadaan
membuat dia dan orang tuanya memutuskan untuk pergi merantau diusia masih
belasan tahun, dulu dia pernah berucapa padaku “ aku datang ke jember untuk
meningalkan gersangnya Madura”. Memulai dari awal bukanlah sesuatu hal yang
sulit, dalam beberapa saat dia sudah memiliki beberapa petak sawah, kata dia
tidak ada yang bisa mengalahkan kerja keras dia juga menggunakan ijazahnya
untuk menjadi kondektur bis DAMRI, bis yang masuk badan usaha milik Negara ini
mengantarkan dia menjadi pegawai negeri sipil namun dimasa itu gaji PNS tidak
lebih besar dari gaji seorang supir angkot dan dia memutuskan untuk pansiun
dini, keputusan dramatis harus dia ambil karena setelah puluhan tahun mengabdi
sebagai pns beban hidup menjadi lebih besar, alasan klise adalah istri dan
tujuh orang anak selalu setia menunggu dirumah.
Sebenarnya
dia memiliki 9 orang anak namun masa itu adalah masa awal kemerdekaan yang
sangat sulit sekali mendapatkan pelayanan kesehatan, jangankan untuk sehat
makan saja susah anak-anaknya lahir di akhir 40an sampai pertengahan 60an bisa
dibanyangkan kondisi jaman itu, sehingga dia harus merelakan 2 orang anaknya
meninggal karena penyakit, dalam masa kesusahan itu dia berdoa “apabila aku
sukses kelak maka aku akan membantu orang-orang yang kesusahan” alasan inilah
yang menyebabakan dia pansiun dini, gaji PNS tidaklah cukup dia harus mencari
penghasilan tambahan dengan berjualan kapur bangunan bersama sang istrinya juga
membantu berjualan dipasar, anak-anaknya pun ikut membantu dia untuk berjualan,
dia selalu menanamkan pada anak-anaknya untuk rajin sholat dan mengaji, bagi
dia hanya Allah yang berkuasa dalam kehidupan ini, kunci kesuksesan hanyalah
pada-Nya.
Satu
lagi keistimewaan dari dia adalah dia seorang visioner, didesa itu sangat susah
untuk mencari anak melanjutkan sekolah dijaman itu, keputusan realistis pada
waktu itu adalah memperkerjakan atau menikahkan mereka namun dia memilih untuk
menyekolahkan anaknya dengan resiko kehilangan sawah dan tanah yang dia miliki,
di desa itu mungkin Cuma anak-anak dia atau orang yang termotivasi oleh dia
yang sekolah dia tidak peduli dengan cibiran dan gunjingan orang lain bagiku
dia seorang yang anti mainstream, tapi menyekolahkan ke tujuh anak tidaklah
semudah membalik telapak tangan akhrinya dia harus menjaul beberapa sawahnya
untuk biaya sekolah, meski dalam keterbatasan dia memiliki anak-anak yang luar
biasa peduli padanya, peduli untuk membantu dan tidak banyak membantah.
Cita-cita
dia adalah menjadikan anak-anaknya guru atau pegawai kesehatan alasannya simple
susah untuk korupsi, di jaman itu dia sudah memikirkan bagaimana agar
anak-anaknya terhindar dari budaya korupsi, hingga dimasa tuanya dia selalu
melakukan sholat lima waktu adakalanya berjalan untuk sholat berjamaah di
masjid walapun sudah tidak sanggup untuk berjalan dan tidak pernah meninggalkan
puasa wajib dan selalu memberikan bantuan kepada orang yang tidak mampu, alhasil
ketujuh anaknya dapat meraih apa yang dia cita-citakan dan dia impikan selama
ini, aku sering memanggilnya dengan nama mbah rasyid dia adalah kakekku, kakek
kebanggaanku, banyak pelajaran yang dapat aku ambil dari dia tahun ini tepat 6
tahun dia meninggalkanku untuk selamanya, aku hanya bisa mendoakan dan
meneladani perjuangannya, ketika aku beranjak dewasa ada seseorang yang
bercerita padaku orang yang tidak aku kenal duduk bersamaku di sebuah warung, dia
mulai bercerita tentang kehidupan dan di akhir cerita dia mengatakan “kita
kalah dengan pak rasyid dalam mendidik anak” kalimat yang membuatku terenyuh
ternyata kakekku sedemikian menginspirasi orang-orang di kampung tanpa sadar
orang tersebut mengatakan padaku yang sebenarnya cucu dari pak rasyid itu
sendiri, bangga bercampur haru. Proud of
you my grandfather, with you I know how to be a good person, with you I know
how to success, with you I know the way of life, with you I know only god can
guide me
No comments:
Post a Comment