Tuesday, September 8, 2015

Pelajaran hidup dari seorang Rasyid

Orang ini memiliki arti special dalam hidupku sabar, keras, berani ambil resiko, suka menolong dan taat pada Allah, orang yang mengajarkan arti hidup padaku. Masa kecilnya dihabiskan di suatu desa di kabupaten sumenep hidup dilingkungan pesantren, namun keadaan membuat dia dan orang tuanya memutuskan untuk pergi merantau diusia masih belasan tahun, dulu dia pernah berucapa padaku “ aku datang ke jember untuk meningalkan gersangnya Madura”. Memulai dari awal bukanlah sesuatu hal yang sulit, dalam beberapa saat dia sudah memiliki beberapa petak sawah, kata dia tidak ada yang bisa mengalahkan kerja keras dia juga menggunakan ijazahnya untuk menjadi kondektur bis DAMRI, bis yang masuk badan usaha milik Negara ini mengantarkan dia menjadi pegawai negeri sipil namun dimasa itu gaji PNS tidak lebih besar dari gaji seorang supir angkot dan dia memutuskan untuk pansiun dini, keputusan dramatis harus dia ambil karena setelah puluhan tahun mengabdi sebagai pns beban hidup menjadi lebih besar, alasan klise adalah istri dan tujuh orang anak selalu setia menunggu dirumah.

                Sebenarnya dia memiliki 9 orang anak namun masa itu adalah masa awal kemerdekaan yang sangat sulit sekali mendapatkan pelayanan kesehatan, jangankan untuk sehat makan saja susah anak-anaknya lahir di akhir 40an sampai pertengahan 60an bisa dibanyangkan kondisi jaman itu, sehingga dia harus merelakan 2 orang anaknya meninggal karena penyakit, dalam masa kesusahan itu dia berdoa “apabila aku sukses kelak maka aku akan membantu orang-orang yang kesusahan” alasan inilah yang menyebabakan dia pansiun dini, gaji PNS tidaklah cukup dia harus mencari penghasilan tambahan dengan berjualan kapur bangunan bersama sang istrinya juga membantu berjualan dipasar, anak-anaknya pun ikut membantu dia untuk berjualan, dia selalu menanamkan pada anak-anaknya untuk rajin sholat dan mengaji, bagi dia hanya Allah yang berkuasa dalam kehidupan ini, kunci kesuksesan hanyalah pada-Nya.

                Satu lagi keistimewaan dari dia adalah dia seorang visioner, didesa itu sangat susah untuk mencari anak melanjutkan sekolah dijaman itu, keputusan realistis pada waktu itu adalah memperkerjakan atau menikahkan mereka namun dia memilih untuk menyekolahkan anaknya dengan resiko kehilangan sawah dan tanah yang dia miliki, di desa itu mungkin Cuma anak-anak dia atau orang yang termotivasi oleh dia yang sekolah dia tidak peduli dengan cibiran dan gunjingan orang lain bagiku dia seorang yang anti mainstream, tapi menyekolahkan ke tujuh anak tidaklah semudah membalik telapak tangan akhrinya dia harus menjaul beberapa sawahnya untuk biaya sekolah, meski dalam keterbatasan dia memiliki anak-anak yang luar biasa peduli padanya, peduli untuk membantu dan tidak banyak membantah.

                Cita-cita dia adalah menjadikan anak-anaknya guru atau pegawai kesehatan alasannya simple susah untuk korupsi, di jaman itu dia sudah memikirkan bagaimana agar anak-anaknya terhindar dari budaya korupsi, hingga dimasa tuanya dia selalu melakukan sholat lima waktu adakalanya berjalan untuk sholat berjamaah di masjid walapun sudah tidak sanggup untuk berjalan dan tidak pernah meninggalkan puasa wajib dan selalu memberikan bantuan kepada orang yang tidak mampu, alhasil ketujuh anaknya dapat meraih apa yang dia cita-citakan dan dia impikan selama ini, aku sering memanggilnya dengan nama mbah rasyid dia adalah kakekku, kakek kebanggaanku, banyak pelajaran yang dapat aku ambil dari dia tahun ini tepat 6 tahun dia meninggalkanku untuk selamanya, aku hanya bisa mendoakan dan meneladani perjuangannya, ketika aku beranjak dewasa ada seseorang yang bercerita padaku orang yang tidak aku kenal duduk bersamaku di sebuah warung, dia mulai bercerita tentang kehidupan dan di akhir cerita dia mengatakan “kita kalah dengan pak rasyid dalam mendidik anak” kalimat yang membuatku terenyuh ternyata kakekku sedemikian menginspirasi orang-orang di kampung tanpa sadar orang tersebut mengatakan padaku yang sebenarnya cucu dari pak rasyid itu sendiri, bangga bercampur haru. Proud of you my grandfather, with you I know how to be a good person, with you I know how to success, with you I know the way of life, with you I know only god can guide me

No comments:

Post a Comment