Assalamualaikum
Mengangkat tema yang cukup berat
dan insya allah bermanfaat, bukan berarti saya lebih tahu karena hanya allah
yang maha tahu, lama tidak menulis karena masih ada kesibukan namun saya akan
mencoba menuliskan beberapa keprihatinan yang juga dialami oleh teman-teman
sekarang
Fenomena yang terjadi sekarang banyak sekali orang yang
melogikakan setiap permasalahan atau urusan yang terjadi saat ini bukan berarti
islam mengajarkan kita untuk tidak berfikir kita bisa lihat di surat Shaad, 38:
29, Al-Muddatstsir, 74: 54-56, Yuusuf, 12: 111, Al Qamar 54: 13-15 dan masih
banyak lagi walaupun alquran sudah menjelaskan tentang keutamaan berfikir tapi
masih ada tingkatan lainya yang perlu kita pahami ya itu iman karena manusia
memiliki kebatasan berfikir dan ilmu pengetahuan senantiasa berkembang, iman
disini percaya percaya dengan apa yang sudah diturukan Allah SWT dan nabi
Muhammad SAW, contoh:
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu
dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” [QS.Yunus:92]
Dari ayat tersebut apakah para sahabat menanyakan, diamana
jasad firaun berada? Kapan ditemukan? Hari yang dimaksud hari apa?
Karena Bukti tubuh utuh Fir’aun baru ditemukan sekitar 1300
tahun setelah Al-Qur’an menyatakannya yaitu tahun 1898 M.
Dan setiap umat islam sebelum tubuh firaun ditemukan pun
sudah yakin bahwa apa yang ada didalam alquran benar adanya, karena allah maha
tahu
Contoh selanjutnya:
Mengapa babi haram?
"Katakanlah: 'Tiadalah aku peroleh wahyu yang
diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya,
kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi
-karena sesungguhnya semua itu kotor- atau binatang yang disembelih atas nama
selain Allah. Barangsiapa dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Rabbmu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al An'aam: 145)
Alasannya:
1.
Karena babi mulai dari kulit, paru-paru, usus dan
bagian tubuh lainnya banyak mengandung cacing antara lain: Cacing Taenia Sollum,
Cacing Trichinia Spiralis, Cacing Schistosoma Japonicus, cacing Fasciolepsis
Buski, Cacing Ascaris, Cacing Anklestoma, Calornorchis Sinensis, Cacing
Paragonimus, cacing Swine Erysipelas
Yang semua cacing ini bisa menyebabkan
penyakit bagi siapa saja yang mengkonsumsi mulai dari penyakit kulit,
paru-paru, diare, saraf bahkan dapat mengakibatkan kematian
2.
Daging babi adalah daging yang paling sulit
dicerna
Tapi sekarang peralatan modern sudah jauh lebih maju dan
bisa menanggulangi cacing-cacing ini sehingga tidak berbahaya lagi, karena
panas tinggi yang dihasilkan oleh alat tersebut.
Lantas apakah hukum memakan daging babi menjadi halal? Sudah
pasti tidak, jawaban yang benar adalah memakan daging babi adalah haram karena
allah mengharamkan babi selesai
Dan berhati-hatilah menggunakan kata-kata seandainya
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
احْرِصْ
عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ
بِاللهِ وَلا تَعْجِزَنَّ , وَإِنْ
أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ
: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا
لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا
, وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ
وَ مَا شَاءَ فَعَلَ
, فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ
الشَّيْطَانِ
“Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal yang bermanfaat bagimu
dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusan), serta janganlah
sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka
janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak
akan begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh Allah
dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’. Karena sesungguhnya
perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan setan”. (HR. Muslim no.
2664)
Sekarang kita banyak menjumpai orang menggunakan logika
berfikir dengan berandai-andai dan tidak melihat bahwa segala sesuatunya sudah
ditakdirkan oleh allah,
“Seandainya cacing dalam babi itu bisa dihilangkan apa boleh
kita memakannya?”
“Seandainya rasullulah bukan dari arab atau dari jawa
mungkin beliau tidak akan menggunakan baju gamis” jawabanya adalah itu sudah
ditakdirkan oleh allah dan allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki”
Menggunakan perbandingan yang tidak tepat
“mending tidak berjilbab dari pada berjilbab tapi kerjaannya
menggunjing orang, menyalahkan orang, ngata-ngatain orang” ya mending berjilbab
kelakukannya baik itu baru tepat.
Namun kita tidak berkecil hati dan senantiasa saling
mengingatkan karena manusia tempat salah dan lupa, kekuatan umat islam dimasa
lalu terjadi karena mereka menggunakan iman atau percaya apabila allah dan
rasullanya yang menyampaikan maka Sami’na wa atho’na (Kami Dengar dan Kami
Taat)
Dan apa bila terjadi sesuatu perkara mereka selalu
mengatakan allah dan rasullnya yang lebih tahu bukan dari pemikiran dan
pendapat pribadi
Dalam (QS al maidah:7)
Dan ingatlah karunia allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang
telah diikatkan-Nya dengan kamu, ketika kami dengar dan kami taati.”dan
bertakwalah pada allah, sesungguhnya allah mengetahui isi hati(mu)
Salah satu di antara sekian banyak penyimpangan yang
dilakukan oleh lisan adalah mengatakan “seandainya” yang digunakan untuk
menggugat taqdir atau syariat, atau untuk mengungkapkan kerugian (rasa sial)
dan penyesalan terhadap apa yang sudah terjadi. Allah Azza wa Jalla berfirman :
يَقُولُونَ
لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ
الْأَمْرِ شَيْءٌ مَّا قُتِلْنَا
هَاهُنَا
… Mereka (orang-orang munafik) berkata: "Seandainya
kita memiliki (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan
dibunuh (dikalahkan) di sini”… [Ali Imran : 154].
Hati – hati menganalogikan sesuatu menggunakan kata
seandainya
Salam sukses
No comments:
Post a Comment