Aku terlahir dari keluarga yang biasa-biasa
saja, bapakku hanya seorang pedagang konveksi lulusan SD dan ibuku seorang guru
SD, aku anak bungsu dari 5 bersaudara, seperti anak kebanyakan masa kecilku
berlalu bahagia karena aku genrasi 90an dengan berbagai macam permainan
tradisional mulai dari klereng, kartu, petak umpet, lompat tali, grobak sodor
dan hampir semua permainan aku ikuti bukan itu saja aku juga gemar bermain
Nintendo dan sega walapun harus antri dirumah saudara aku tetap sabar menjalaninya,
raport SDku sangat memuaskan karena selalu juara kelas dan orang tua tidak
pernah memarahiku, syaratnya ketika bermain adalah jangan jauh-jauh dan mengaji
kalau waktu mengaji sudah tiba, waktu itu mengaji mulai pukul 3 – 5 sore namun
aku jarang masuk sehingga aku sempat tinggal kelas waktu madrasah kebetulan
madrasah modern jadi ada kelas, bapak sempat mendatangi guru ngajiku, mungkin
karena tidak enak aku dinaikkan tapi aku tetap minta untuk tidak naik, karena
bagiku mengaji sama dengan bermain alias jarang masuk kelas tapi aku juga
berprestasi sering menjuarai lomba lukis dan mewarnai mulai dari tingkat
kecamatan sampai kabupaten ada banyak tropi dan sertifikat yang aku dapat.
Akhir penghujung tahun 90an aku mulai nyaman dengan suasana baru bersama
teman-teman sebayaku gempuran playstation (PS) dan vcd bajakan melanda desaku
aku menyukai game dan film waktu itu aku baru masuk SMP, ibarat kecanduan
setiap hari aku selalu menghabisakan uang untuk rental PS dan kadang tidak
masuk sekolah, juga mulai mengikuti pergaulan dengan teman-teman walaupun ada
beberapa yang suka miras dan merokok aku tidak suka ke dua hal tersebut, karena
passionku adalah PS, dan alhamdulilah aku sempat menjuarai lomba PS winning
eleven tingkat kecamatan dan sering mengikuti turnamanen antar kampung alias
taruhan..he
Awal
masuk smp siswa dibagi menjadi 6 kelas
mulai dari A,B,C,D,E dan F. kelas A adalah kelas unggulan dan penentuan untuk
masuk kelas tersebut harus mengikuti test IQ, waktu itu aku tidak ikut test IQ
akhirnya aku masuk di kelas paling buntut ya itu kelas F, kelas F adalah kelas paling
horror karena setiap anak tinggal kelas pasti kelas F kebagian jatah dan aku
bergaul dengan mereka semakin tak karuan hidupku, berprestasi main PS, banyak teman
tapi tidak untuk akademik dan inilah prestasiku waktu itu kerjaanku hanya
bermain dan nongkrong dimalam hari, nilaiku terjun bebas hampir tidak naik
kelas, selama SMP ibu tidak pernah mengambil rapot mungkin karena malu apalagi
aku sering masuk ruang BK (bimbingan konseling) untuk masalah yang gak penting,
sering dimarahi guru, 2 kali di tampar guru dan 1 kali ditendang “karena belum ada komnasham waktu itu” tapi
aku tidak pernah menyampaikan pada orang tua hampir setiap kenakalan remaja
waktu itu aku pernah melakukannya tapi tidak sampai mencuri, kalau untuk rapot
mereka berkomentar ketika aku hampir tidak naik kelas, bapak hanya bilang
“solatnya diperbaiki” namun ibu sempat marah tapi Cuma sebentar tanpa ada
kekerasan fisik, asal tahu ibuku marah kalau sudah keterlaluan karena
kakak-kakakku tidak pernah dimarahi jadi waktu itu aku memang keterlaluan dan
memang bapak dan ibu tahu karakterku kalau dimarahi maka aku akan balik
memahari, sebenarnya ibu tahu sepak terjangku di luar karena banyak laporan
yang masuk padanya namun aku cuek saja. Bukan berarti orang tuaku tidak peduli
dengan sekolahku karena aku juga mengikuti les IPA dan bahasa inggris namun aku
saja yang jarang masuk karena sekolahku di rental PS, uang jajan aku habiskan
untuk main PS.
Ada yang aneh memang ketika aku
berbuat nakal dan tidak menghiraukan pelajaran namun aku selalu lulus walaupun
dengan nilai yang pas-pasan waktu itu, dan yang lebih aneh lagi ketika ujian
nasional (evaluasi belajar tahap akhir nasional) atau disingkat EBTANAS kalau
dulu EBTANAS namanya cuy, dari satu kelas hanya enam orang yang nilai EBTANAS bisa masuk sma favorit dan salah satunya
adalah aku sampai sekarang aku bingung karena tidak belajar aku ingat malam
hari setiap EBTANAS aku Cuma nongkrong makan tahu petis di stasiun dengan
kawanku.
Masuk SMA kenakalanku berkurang
tapi intensif pacaran, aku tidak bilang ke orang tua karena bapak pernah
berpesan “saya haramkan kalian untuk pacaran, nonton vcd porno, mabok, merokok
dan tidak solat” ah dalam pikiranku yang penting aku solat, jadi mulai dulu aku
selalu berusaha untuk solat lima waktu itu saja untuk yang lain..ah sudahlah!!,
nilai waktu sma mulai beranjak naik aku selalu peringkat 2 sampai kelas tiga,
waktu sma mengikuti eskul artistic atau kesenian kurang lebih tukang buat
desain poster, spanduk, dan property karnaval, masa sma adalah masa yang paling
indah, aku terlena dan sampai akhirnya aku bingung mau melanjutkan kemana,
desain grafis itu tujuanku namun orang tuaku melarang, terutama ibu, bagiku ibu
memiliki ucapan yang mustajab kalau sudah melarang dan aku memaksakan maka hati
tidak tenang ada bukti nyata ketika aku keluar disore hari hampir magrib dengan
sepeda motor dan ibu melarangku untuk keluar tunggu sholat dulu kata beliau,
tapi aku memaksa yang terjadi aku mengalami kecelakaan, mulai saat itu aku
tidak berani menolak larangan yang ibu berikan, akhirnya ku masuk sekolah
perawat sesuai dengan keinginan ibu.
Aku sekarang….
Aku sekarang adalah dosen yang
sedang melanjutkan kuliah master ke luar negeri dengan full beasiswa, aku sudah
menerbitkan 7 buku keperawatan dan 2 buku motivasi (segera terbit) status
menikah memiliki satu orang anak, karirku alhamduliah, dan dalam hatiku aku
bertanya mengapa aku seperti ini?
Aku
bukan anak yang rajin bahkan aku adalah anak pemalas dari yang paling malas
sekalipun , aku sering lalai dalam solat apalagi mengaji dan aku tahu setiap
orang selalu mengupayakan yang terbaik namun aku melihat mereka tidak semudah apa
yang aku dapatkan, seperti contoh aku ingin menjadi dosen satu hari setelah aku
lulus profesi langsung dapat panggilan, aku ingin menerbitkan buku naskah
pertama kali aku kirim langsung di terima, aku ingin sekolah keluar negeri cukup
mencoba 2 kali aku langsung diterima, aku menikah dan dalam waktu satu bulan
istriku positif hamil, aku terus mencari jawaban mengapa semudah itu aku
dapatkan karunia ini, jangankan aku, teman-temanku pun heran bahkan ada guru
yang menyampaikan kalau ingat kamu dulu sepertinya mustahil bisa seperti
sekarang.
Jawabannya
adalah..
Suatu
hari kakakku pernah bercerita sebelum dia lulus seleksi CPNS, waktu itu dia dua
kali mencoba untuk mengikuti ujian PNS namun selalu gagal, kakakku bukan orang
yang tidak pandai dia selalu menjadi juara satu mulai dari sd sampai sma untuk
smp dan sma dia selalu juara parallel diterima PMDK kedokteran namun dia
memilih jurusan fisika dan lulus dengan IPK cumlaude juga rajin sholat dan
mengaji, dia mengadu pada bapak dan ibu untuk minta didoakan dan ibu menjawab
dengan jawaban yang tidak akan pernah aku lupakan “ bapak dan ibu minta maaf
karena selama ini setiap hari kami hanya mendokan adikmu karena kami tahu
kalian bertiga sudah pandai dan kamu juga rajin sholat maka kami tidak terlalu
khawatir” terjawab sudah mengapa aku selalu beruntung dalam kehidupan ini tidak
lain karena doa orang tuaku, doa mereka selalu tertuju padaku, bodohnya aku selama
ini dibalik diamnya mereka terdapat rasa khawatir yang tinggi padaku aku merasa
bersalah karena aku sering membuat mereka menangis namun mereka masih
mendoakanku setiap hari, kesuksesan ini berkat doa mereka, doa yang selalu
mereka panjatkan dipagi hari, mengetahui kenyataan itu aku hanya bisa menangis
dan menyesali seluruh perbautanku selama ini.
*****
Salam sukses
Kholid Rosyidi MN
Penulis dan Motivator
nice nice inspiration hehehe...
ReplyDelete